INGGIT
(Sebuah monolog)
---Ahda Imran
SATU: Panggung Redup
(Intro) Musik kecapi suling, sayup-sayup. Inggit berada dalam kamar yang tampak berantakan. Sebuah tempolong tergelak di lantai karena dilemparkan. Wajah Inggit dingin, rambutnya tergerai. Ia memasukkan satu persatu pakaiannya ke dalam kopor. Lalu terdengar suara seseorang seperti membacakan dongeng.
Ningrum Kusuma begitu nama puteri itu. Ia dipanggil juga dengan nama Kusumaningrum. Begitu mula cerita. Ia seorang puteri yang cantik, luhur budinya, amat dicintai oleh seluruh penghuni istana dan dicintai rakyatnya. Ia pun amat setia pada suaminya, seorang raja yang bijaksana. Ketika suatu kali suaminya menaklukkan negeri lain, negeri taklukkan itu mempersembahkan seorang putri kepada suaminya sebagai persembahan. Seorang putri cantik bernama Jembawati. Karena putri itu masih teramat muda, maka ia diserahkan pada Kusumaningrum untuk diasuh. Dan sebagai ratu, Kusumaningrum mengasuh dan mendidiknya dengan baik layaknya seorang kakak pada adiknya. Jembawati pun tumbuh menjadi gadis yang cantik, dan diam-diam ia mulai melemparkan senyum dan kerling mata pada raja.